Roti dan Kacang Merah

Pengalaman ditekan oleh dosa masa lalu dialami oleh nabi Yakub dan Esau. Kedua bersaudara ini pernah berselisih soal hak kesulungan. Karena menganggap remeh hak kesulungan, nabi Esau menjual hak kesulungannya. Ia menukarkan dengan roti dan kacang merah (Kej.25:32-33). Lama berselang, ketika ayah mereka, Ishak, sudah tua, Ia meminta Esau berburu dan memasakan makanan yang enak agar ia memberkati Esau dengan berkat kesulungan. Esau pun pergi dan mempersiapkan itu semua. Sementara itu, ibunya, Ribka, mendengar percakapan itu. Ia lalu memanggil nabi Yakub untuk berpura-pura menjadi Esau agar ia diberkati. Persekongkolan itu pun berhasil sehingga Yakublah yang diberkati, bukan Esau. Mengetahui Esau marah besar, Yakub pun melarikan diri dari rumah dan hidup di negeri orang (Kej.27:42-45). Ia menjadi orang asing di sana. Tahun-tahun itu adalah tahun-tahun yang sulit baginya. Roti dan kacang merah serta persengkongkolan dengan ibunya menjadi dosa yang membayangi hidup Yakub.

Dosa dan kesalahan apa yang sudah kita buat hingga kita melarikan diri dan menghabiskan tahun-tahun hidup kita dengan penuh kesengsaraan?