Perasaan tertolak dan diabaikan menjadi senjata setan yang amat melumpuhkan. Kita merasa rendah diri dan tidak berharga. Itu semua membuat segala potensi diri untuk berhasil menjadi tak berfungsi. Masa depan kita gelap adanya. Apa mungkin kita dapat menjadi orang yang berhasil di masa depan?
Kita tidak mungkin memilih di keluarga mana kita akan lahir. Kita juga tidak bisa mengontrol sikap orang tua kita karena kita tidak memiliki daya itu. Kita tidak bisa menghindar dan lari dari situasi keluarga kita, dari perlakuan ayah dan ibu kita. Karena itu, apa yang sudah terjadi berada di luar kontrol kita dan tidak bisa kita ubah. Yang dapat kita lakukan saat ini adalah bagaimana mengatasi perasaan terabaikan. Kita perlu seorang pribadi yang amat mengasihi kita, menerima kita dan memberi kita kuasa untuk mengatasi hidup yang terkurung dalam ketidak-berhargaan. Pribadi itu adalah Allah sendiri.
Kitab suci mengingatkan kita bahwa “sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikian firman TUHAN yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11). Allah memiliki rencana yang indah bagi masa depanmu. Ia sanggup mengubah dirimu yang suram menjadi hidup yang penuh arti. Ayo kembali kepada Allah agar kamu memiliki masa depan yang gilang-gemilang.
Nilai Diri
“Apakah kamu sedang merasa diabaikan dan ingin mengatasinya?”
Cikal Bakal Nilai Diri
“Kebanyakan nilai diri kita dibentuk oleh keluarga inti bahkan sejak kita masih di dalam kandungan.”
Efek Nilai Diri Yang Salah
“Perasaan tentang nilai diri merupakan inti dari kepribadian.”
Lingkungan dan Nilai Diri
“Siapa sesungguhnya diri kita ditentukan oleh apa yang ada di lingkungan kita.”
Kita adalah rupa dan gambar Allah
“Kesibukan keseharian kita telah membuat kita lupa bahwa kita ini berharga di mata Allah.”
Isa Memulihkan Nilai Diri Kita
“La akan memulihkan gambar dirimu, Ia akan menjadikan kamu baru!”
Bagaimana kalau orang tua membuang kita?
“Acap kali orang yang paling sering melukai kita adalah orang tua kita sendiri.”
Pendosa Besar
“Orang saleh cenderung mengabaikan para pendosa. Mungkin itu juga yang kita alami.“