Piring Pecah

Seorang anak laki-laki tanpa sengaja memecahkan piring kesayangan mamanya. Ia merasa bersalah dan menyembunyikan kejadian itu karena takut mamanya marah. Sialnya, kakak perempuannya melihat kejadian itu. Kakaknya itu lalu mengancam adik laki-laki ini: “aku akan kasih tahu mama..” Agar rahasianya terjaga, tiap hari anak laki-laki itu harus memberikan  kepada kakaknya setengah dari uang jajannya. Hari-hari berlalu dan anak laki-laki ini hidup dalam tekanan sampai akhirnya ia tidak tahan lagi. Dengan segala konsekuensi, ia akhirnya datang dan memberitahu ibunya bahwa ia telah memecahkan piring kesayangan ibunya. Syukurlah, ibunya memaafkan. Keesokan harinya, ketika kakak perempuannya hendak menagih uang jajan sambil mengancam akan membongkar rahasianya, sang anak laki-laki berkata, “kasih tahu aja sama mama.” “Aku udah kasih tahu mama dan ia memaafkanku!”

Cara kerja dosa dan kesalahan di masa lampau persis seperti ini. Kita selalu dituduh baik oleh orang lain yang mengetahui rahasia itu maupun hati kita sendiri. Alhasil, kita tertekan. Di sisi lain, Allah adalah sang pemurah dan pemaaf. Ia akan mengampuni kita.