Pertolongan Allah kepada nabi Yusuf

Dalam babak-babak penderitaan nabi Yusuf tersebut, ternyata kita masih bisa menemukan jejak Allah bekerja. Dalam penganiayaan yang dilakukan saudara-saudaranya, memang tidak terlalu tampak pertolongan Allah kecuali ia diberikan penglihatan akan visinya ke depan dan Tuhan menyelamatkan nyawanya dari saudara-saudaranya melalui peran Ruben. Penjualannya memperlihatkan bahwa Allah ingin membawanya ke suatu tempat meskipun lewat cara yang menyakitkan. Setidaknya, nyawa nabi Yusuf terselamatkan dari saudara-saudaranya.

Masa lalu tidak mengatur dan menentukan masa depannya karena Allah menyertai dan memimpin jalannya.”

Di rumah Potifar, sangat terang bagaimana Allah menopang Yusuf. Kitab suci mencatat bahwa “TUHAN menyertai Yusuf…” (Kej. 39:2,3,21,23). “TUHAN memberkati rumah orang mesir itu” (Kej.39:5). Apa yang dikerjakan Yusuf selalu berhasil. Di rumah Potifar, ia mengurus rumahnya dengan baik bahkan dia menjadi orang yang paling berkuasa setelah Potifar. Hanya istri Potifar yang tidak ada dalam kuasanya. Di penjara juga demikian, nabi Yusuf menjadi kesayangan kepala penjara. Kitab suci mencatat bahwa “apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil” (Kej.39:23).

Ketika berada di dalam penjara, Yusuf menemukan dua orang pegawai Firaun yang sedang bersusah hati karena mimpi mereka masing-masing. Mereka bersusah hati karena tidak ada orang yang menerjemahkan arti mimpi mereka. Apa sesungguhnya yang akan terjadi dengan kehidupan mereka menggelisahkan hati mereka. Nabi Yusuf berkata kepada mereka “bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi?” (Kej.40:8). Benar saja bahwa arti mimpi yang diberikan Allah kepada Yusuf mengenai nasib juru minum dan juru roti benar adanya. Sesuai dengan arti mimpi itulah terjadi dalam diri kedua orang itu. 

Meski mengalami masalah pahit di masa lalu, nabi Yusuf tidak menyerah begitu saja. Ia tidak pasrah dan membiarkan masa lalu membentuk dan mengatur hidupnya. Ia sungguh pasrah kepada Allah yang menolong dia dalam masa-masa sulit dan pelik itu. Allah menyertai dan membuat ia berhasil. Ia menjadi kesayangan baik Potifar maupun kepala penjara. Masa lalu tidak mengatur dan menentukan masa depannya karena Allah menyertai dan memimpin jalannya. 

Hanya Allah yang menolong kita melewati masa sulit dengan benar dan berhasil!