Mengapa menyimpan dosa masa lalu? Banyak orang berpikir ini adalah cara terbaik untuk menghindar dari sebuah konsekuensi. Seorang suami atau istri yang selingkuh, memilih menyimpan perselingkuhannya rapat-rapat. Mereka takut, kalau-kalau keluarga mereka akan hancur. Padahal perselingkuhan itu sendiri, meski belum terungkap, telah menjadi perusak bagi keluarga mereka karena kesucian dan kekudusan pernikahan telah dinodai. Tapi, kalau mereka mengakui dosa itu, tetap juga ada konsekuensi yang tidak kecil. Sebetulnya, setiap dosa pasti ada konsekuensinya.
Dosa harus diakui baik di hadapan manusia maupun di hadapan Allah. Itulah cara menyelesaikan dosa masa lalu. Nabi Yakub melakukan itu. Ia meminta maaf kepada Esau. Mereka berdamai. Meski ia sangat takut dan perdamaian itu sendiri penuh drama, namun akhirnya Yakub mengakui dosanya dan Esau mengampuni Yakub (kej. 32,33). Daud juga sama. Ia mengakui dosanya kepada nabi Natan (2 Sam.12:13).