Menjadi anak yang lahir di masa tua Yakub, nabi Yusuf sangat disayangi diantara saudara-saudaranya yang lain. Ia diberikan jubah yang maha indah. Namun karena itu, timbul iri hati dari saudara-saudaranya. Nabi Yusuf dibenci bahkan tidak disapa dengan ramah. Belum lagi kala nabi Yusuf menceritakan mimpinya bahwa ayah, ibu dan saudara-saudaranya akan menyembah dia, membuat saudara-saudaranya makin iri. Hubungan persaudaraan macam ini membuat nabi Yusuf dianiaya saudara-saudaranya. Ia dilempar di sebuah sumur yang yang tak berair. Tidak berhenti di situ, saudara-saudaranya kemudian menjual nabi Yusuf kepada bani Ismael dengan harga dua puluh syikal perak (Kejadian 37).
“Hidup di bui menyiksa diri, jangan sampai kawan mengalami, badan hidup terasa mati.”
Masalah nabi Yusuf belum berhenti di situ. Selanjutnya ia dibeli oleh seorang pegawai istana Firaun, namanya Potifar. Ia memperkerjakan nabi Yusuf di rumahnya. Kitab suci mencatat “segala miliknya (Potifar) diserahkannya kepada kekuasaan nabi Yusuf dan dengan bantuan nabi Yusuf, ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri” (Kejadian 39:6). Kelihatannya hidup nabi Yusuf akan bahagia. Sayang, parasnya yang indah dan sikapnya yang manis itu membuat istri Potifar mengajak berselingkuh. Syukurnya ia selamat dari istri Potifar, namun naas, karena masalah itu nabi Yusuf dijebloskan ke dalam penjara.
Babak baru penderitaan pun muncul ketika nabi Yusuf harus mendekam di dalam penjara. Ada sebuah lagu yang mengatakan “hidup di bui menyiksa diri, jangan sampai kawan mengalami, badan hidup terasa mati.” Tak terbayangkan bagaimana hidup nabi Yusuf di dalam penjara zaman itu. Namun demikian, kita melihat bahwa ternyata di dalam penjara itu, nabi Yusuf menjadi kesayangan di dalam penjara. Ia menjadi pengurus atas seluruh penjara itu. Meski begitu, ketika ia memiliki kesempatan dimana perkaranya dapat diceritakan kepada raja, nabi Yusuf malah dilupakan oleh juru minum dan juru roti setelah ia mengartian mimpi mereka.
Dianiaya dan dijual oleh saudara-saudaranya; dibeli Potifaf dan ia bekerja dengan baik tapi lantaran nafsu nyonya Potifar, ia dilemparkan ke dalam penjara; di dalam penjara ia malah dilupakan selama dua tahun oleh orang yang sudah ia tolong. Sungguh banyak pengalaman pahit yang amat menyedihkan dialami oleh nabi Yusuf. Sebuah masa lalu yang amat kelam.