Lingkungan dan Nilai Diri

Siapa sesungguhnya diri kita ditentukan oleh apa yang ada di lingkungan kita. Levinas  seorang Filsuf mengatakan bahwa kita hidup dari (living from) “sup enak”, udara, cahaya, kacamata, kerja, ide-ide, tidur dll. Kita hidup dari apa yang ada di luar kita. Mereka merupakan obyek kenikmatan. Ibarat nasi, kita makan, lalu nasi yang masuk di dalam perut kita itu diolah menghasilkan energi yang memberi kekuatan bagi tubuh. Nasi yang tadinya dari beras telah diubah menjadi energiku, menjadi aku. Dengan kata lain, nasi membentuk aku.

Menurut Levinas, siapa kita sesungguhnya dibentuk oleh apa yang ada di luar diri kita. Mereka kita ubah menjadi milikku. Dikaitkan dengan nilai diri, berharga atau tidak berharganya diri kita ditentukan oleh lingkungan kita. Apa saja yang ada di luar sana, kita ambil lalu kita ubah menjadi diri kita. Tak heran nilai diri kita pertama-tama dibentuk oleh sikap (positif atau negatif) dan pandangan keluarga kita sendiri.

Lingkungan yang baik akan membentuk nilai diri kita menjadi pribadi yang berharga, diterima apa adanya dan disayang begitu rupa. Sebaliknya, lingkungan yang buruk akan membentuk kita menjadi pribadi yang tak berharga, tertolak dan diabaikan. Dosa telah menghancurkan hubungan manusia dengan Allah, sesama, diri sendiri dan lingkungan. Itu sebabnya kita diperlakukan tidak baik. Sesungguhnya nilai diri kita baik kalau kita melihat bagaimana Allah menerima, menyayangi dan menjadikan kita berharga. Kita adalah gambar dan rupa Allah!