Terus berfokus dan tenggelam dalam masalah masa lalu membuat kita tidak mengerjakan apa-apa di masa sekarang. Hampir setiap hari kita diluputi dan ditutupi perasaan menyesal yang kelewat batas. Kita mengabaikan hal-hal penting dalam pekerjaan yang harus kita lakukan saat ini. Kita menjadi tidak fokus melakukan hal-hal bermanfaat dan memperhatikan orang sekeliling kita hanya karena mata kita terus melihat ke belakang.
“Jadi dari pada berfokus kepada masalahnya, kita harus mengubah fokus ke arah solusi.
Usaha ini membuat masa lalu kita bermanfaat untuk masa datang.”
Di sisi lain, kalau kita merasa ada sesuatu yang salah dengan masa lalu, kita sudah semestinya memikirkan bagaimana kita menebus kesalahan masa lalu. Dengan begitu, kita kini menghidupkan alarm untuk membalikan keadaan masa lalu yang kelam menjadi sebuah sikap dalam menyongsong masa depan dengan penuh harapan. Jadi dari pada berfokus kepada masalahnya, kita harus mengubah fokus ke arah solusi. Usaha ini membuat masa lalu kita bermanfaat untuk masa datang.
Tentu dalam menghadapi situasi semacam ini kita perlu kekuatan dari luar diri kita. Diri yang terluka di masa lalu tidak memiliki cukup kukuatan untuk mengobatinya sendiri. Kita perlu datang kepada pribadi yang menciptakan kita. Ia mengerti dan memahami siap kita. Bukan itu saja, Ia juga memiliki kekuatan dan hikmat yang tiada tara untuk mengubah itu semua menjadi sebuah cerita yang memuliakan Allah. Karena itu, kita akan beralih dari sikap kita terhadap masa lalu dan melihat bagaimana Allah mengerjakan kebaikan dalam kehidupan masa lalu nabi Yusuf.