Dalam kitab roma 7, rasul Paulus mengakui bahwa ia mengetahui hal yang baik (aku tahu). Dalam dirinya ada keinginan untuk melakukan hal baik itu (aku mau). Tetapi pada kenyataannya, ia tidak mampu melakukan hal yang baik itu. Pergulatan Paulus dapat dirumuskan dengan sederhana: “aku tahu, aku mau tapi aku tidak mampu”. Lebih paradoks lagi, Paulus mengatakan ketika ia menginginkan yang baik, yang jahat itu justru yang dilakukan. Paulus menyimpulkan keadaannya sebagai “aku manusia celaka!”
Setelah kejatuhan nabi Adam dan Siti Hawa, manusia berada di bawah kuasa dosa. Keadaan kita selalu “tidak bisa tidak berbuat dosa”. Dosa mempergunakan apa yang baik untuk mendatangkan kematian bagi kita. Itu sebabnya kita tidak bisa menghadapi depresi sendiri, karena diri kita pun tersandera dosa.
“Syukur kepada Allah! Oleh Isa Almasih, Tuhan kita!” Satu-satunya harapan kita adalah Allah dan Allah mengutus anakNya yang tunggal yaitu Isa Almasih menjadi jalan bagi keselamatan kita. Ia disalibkan, wafat dan bangkit pada hari yang ketiga mengalahkan maut. Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Isa Almasih, Junjungan kita. Di bagian lain, kitab suci berkata bahwa “Sabda Isa kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Sang Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Sesungguhnya dosalah yang menyebabkan kita tertekan dan gelisah di dalam diri kita. Maut menjadi tujuan akhir hidup kita. Jika Isa mengatasi masalah yang paling mendasar yakni dosa dan maut, maka sesungguhnya tidak ada yang akan mencemaskan dan merisaukan hidup kita, tidak ada sesuatu yang terlalu besar untuk menekan dan menggelisahkan kita.
Apakah kamu mau percaya dalam hatimu dan mengaku dengan mulutmu bahwa Isa Almasih adalah Junjungan Ilahi?