Seorang wanita pernah dengan lantang mengaku bahwa ia seorang pezina. Dalam batinnya ia memikirkan dan merindukan hidup suci. Itu sebabnya, kala ia jatuh dalam dosa perzinahan, persis segera setelah itu, ia bertaubat. Pertobatan itu keluar dari lubuk hatinya yang paling dalam. Tapi keesokan harinya, dia kembali lagi tercebur dalam kubangan perzinahan. Ia lalu merasa jijik dengan tubuhnya sekaligus cape karena berulang-ulang jatuh dalam dosa yang sama. Ia berjanji tetapi kemudian mengingkari janjinya. Puncaknya ia merasa dirinya munafik.
Orang seperti itulah yang sebetulnya paling merindukan kembali ke fitrah. Mereka menginginkan sebuah perubahan mendasar dan menyeluruh dari kenajisan dosa kepada hidup suci. Mereka sungguh ingin kembali kepada Allah. Pengampunan dan penyucian sejati datangnya dari Allah yang membawa kembali manusia pada keadaan bersih, luhur dan lurus. Firman Allah berkata “Marilah, baiklah kita berperkara! – firman TUHAN – Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Surah Nabi Ilyas 1:18). Allah sumber fitrah yang sejati. Datang dan mohon pengampunannya agar kamu dibersihkan dan kembali fitrah.