Menghadapi Pencobaan

Apakah ada jaminan bahwa kita tidak lagi jatuh dalam kubangan dosa kala menghadapi berbagai cobaan? Memang kita tidak diberitahu bahwa setelah disucikan, kita lantas kebal terhadap pencobaan dan tidak mungkin jatuh dalam dosa. Tidak demikian. Karena ruh memang penurut tetapi daging lemah. Artinya bahwa selama tubuh kita masih darah dan daging, kita tetap rentan jatuh di dalam dosa. Kotor lagi dan makin jauh dari kondisi fitrah. Namun, kitab suci memberi kita satu cara melihat yang baru. Kita mesti berbahagia ketika menghadapi berbagai pencobaan. Karena dari situasi itu kita memilki kesempatan memperjuangkan kesucian hidup kita dalam kuasa Allah yang bekerja di dalam perjuangan kita itu.

Surah 1 Korintus 10:13 memberitahu kita hal indah soal pencobaan ini: “pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Kita tidak perlu takut menghadapi pencobaan karena itu hanyalah pencobaaan biasa. Tidak melebihi kekuatan kita. Menariknya, Allah setia. Ia akan menyediakan jalan keluar agar kita dapat menanggung dan menang atas pencobaan.

Kita perlu kembali dan tetap fitrah. Ada bagian kita, ada bagian Allah. Ada jaminan bahwa kita pasti bisa menang melawan pencobaan tentunya dalam pertolongan Allah.