Setelah kejatuhan nabi Adam dan siti Hawa ke dalam dosa, manusia menjadi musuh Allah. Allah tidak bisa bercampur denga dosa walau setitik karena Allah maha kudus. Kejatuhan manusia telah merusak hubungan manusia dengan Allah, sesama, dirinya dan alam. Manusia kehilangan jati dirinya. Gambar Allah di dalam diri manusia pun ikut rusak. Kalau saat ini kita membenci diri kita sendiri, maka sesungguhnya itu merupakan akibat dosa.
Efek dosa ini membuat manusia menyematkan apa saja, selain gambar Allah menjadi gambarnya sendiri. Orang tua kita memberi label kepada kita bahwa kita jelek, bodoh, pembuat masalah. Kita dibanding-bandingkan dengan anak saudara, anak tetangga. Oleh teman-teman, kita dibully dan menjadi bahan tertawaan. Bahkan suara hati kita sendiri ikut menuduh dan menyalahkan diri kita seolah Allah salah menciptakan kita.
Wafatnya Isa di palang salib dan bangkit dari kubur membawa pemulihan bagi hidup kita. Ia mendamaikan kita dengan Allah, sesama, diri sendiri dan alam. Kitab suci mengatakan “Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Al Masih telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8). Ia sudah mengasihi kita bahkan sebelum kita dapat melakukan hal yang baik dan benar. Ia mengasihi kita ketika kita masih menjadi pemberontak.
Isa bersaksi bahwa “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Sang Bapa, kecuali melalui Aku” (Yahya 14:6). Dalam kerusakan kita, Isa menjadi jalan untuk mendamaikan kita dengan Allah, sesama, diri dan lingkungan. Kita sekarang menjadi ciptaan yang baru karena sesungguhnya yang lama sudah berlalu (2 Korintus 5:17). Kita mencintai diri sendiri karena Allah sangat mengasihi kita.
Maukah kamu datang kepada Isa? Ia akan memulihkan gambar dirimu, Ia akan menjadikan kamu baru!
Nilai Diri
“Apakah kamu sedang merasa diabaikan dan ingin mengatasinya?”
Cikal Bakal Nilai Diri
“Kebanyakan nilai diri kita dibentuk oleh keluarga inti bahkan sejak kita masih di dalam kandungan.”
Efek Nilai Diri Yang Salah
“Perasaan tentang nilai diri merupakan inti dari kepribadian.”
Lingkungan dan Nilai Diri
“Siapa sesungguhnya diri kita ditentukan oleh apa yang ada di lingkungan kita.”
Kita adalah rupa dan gambar Allah
“Kesibukan keseharian kita telah membuat kita lupa bahwa kita ini berharga di mata Allah.”
Bagaimana kalau orang tua membuang kita?
“Acap kali orang yang paling sering melukai kita adalah orang tua kita sendiri.”
Pendosa Besar
“Orang saleh cenderung mengabaikan para pendosa. Mungkin itu juga yang kita alami.“
Rancangan Damai Sejahtera
“Allah memiliki rencana yang indah bagi masa depanmu. Ia sanggup mengubah dirimu yang suram menjadi hidup yang penuh arti.”