Efek Nilai Diri Yang Salah

Banyak orang tua terkenal ramah dan baik dengan tetangga dan lingkungan di luar rumah tetapi bersikap keras dan cenderung buruk kepada anak-anaknya. Ini dialami Pangeran (nama samaran) dengan ayahnya. Pernah suatu kali, setelah Pangeran pulang dari sekolah, ia dilempari dan diusir ayah-nya tanpa memberi tahu alasannya. Dia pergi tanpa tahu kemana arahnya, ia marah namun sedih, bingung dan kosong dalam pikirannya. Ia hampir saja mengakhiri hidupnya. Dalam hitungannya, sudah lima kali ia diusir dari rumah. Perlakuan ayahnya mengirimkan pesan bahwa ia tidak disayang, ditolak dan diabaikan. Hal ini telah menimbulkan trauma tersendiri ketika ia ingin membangun keluarganya kelak.

Perasaan tentang nilai diri merupakan inti dari kepribadian. Perasaan ini menentukan apakah seseorang akan menggunakan dan mengembangkan bakat dan kesanggupan yang ada pada dirinya, atau membiarkannya begitu saja. Sesungguhnya penilaian diri adalah daya utama apakah seseorang akan berhasil atau gagal dalam hidupnya.

Penilaian diri tidak berharga berdampak kepada hubungan dengan orang lain, termasuk dengan siapa ia berteman, sejauh mana hidupnya produktif, takut berkreasi karena dibayangi kegagalan, bahkan akan menentukan ia jadi pemimpin atau pengikut. Merasa diri tidak berharga sudah melumpuhkan seseorang persis sebelum semua usaha orang itu dimulai karena pada dasarnya ia tidak senang atau bahkan benci dengan dirinya sendiri.

Nilai Diri

“Apakah kamu sedang merasa diabaikan dan ingin mengatasinya?”

Cikal Bakal Nilai Diri

“Kebanyakan nilai diri kita dibentuk oleh keluarga inti bahkan sejak kita masih di dalam kandungan.”

Lingkungan dan Nilai Diri

“Siapa sesungguhnya diri kita ditentukan oleh apa yang ada di lingkungan kita.”

Kita adalah rupa dan gambar Allah

“Kesibukan keseharian kita telah membuat kita lupa bahwa kita ini berharga di mata Allah.” 

Isa Memulihkan Nilai Diri Kita

“La akan memulihkan gambar dirimu, Ia akan menjadikan kamu baru!”

Bagaimana kalau orang tua membuang kita?

“Acap kali orang yang paling sering melukai kita adalah orang tua kita sendiri.”

Pendosa Besar

Orang saleh cenderung mengabaikan para pendosa. Mungkin itu juga yang kita alami.

Rancangan Damai Sejahtera

“Allah memiliki rencana yang indah bagi masa depanmu. Ia sanggup mengubah dirimu yang suram menjadi hidup yang penuh arti.”